SELAMAT DATANG

selamat datang di blog kami semoga anda dapat mendapatkan infomasi yang anda butuhkan, kami senang dapat membantu anda

Kamis, 24 Desember 2009

STRUKTUR NARASI DALAM PUISI SISTER HELEN KARYA DANTE GABRIEL ROSSETTI

A. Latar Belakang Masalah
Puisi memilki ragam gaya dan cara untuk memikat pembacanya, karena itulah puisi disebut eksotik text (teks yang menakjubkan). Dalam bentuknya puisi kadang terdapat narasi atau alur cerita yang meliputi intro, starting point hingga ending atau resolusi. Kali ini dalam makalah yang penulis akan bahas adalah bagaimana sebuah puisi dapat di konstruksikan menjadi sebuah plot yang teratur secara inti dari isi puisi itu. Mungkin secara kontektual puisi dapat diterima dengan dangkal bahwa stanza pertama hingga stanza akhir dapat diwakilkan dengan keindahan kata yang dipilih untu mewakilkan ide sang author. Akan tetapi ada hal lain yang lebih menarik khususnya bagi penulis adalah mengkonstruksikan alur puisi yang alurnya tidak beraturan atau bahkan tidak pada tempatnya, biasanya tersirat dengan symbol dan perkiraan atau praduga pembaca saja bahwa jalan puisi itu berjalan seperti itu.
Menurut Chatman (1980:22-45), cerita disebut sebagai isi, sedangkan wacana disebut ekspresi. Baik cerita maupun wacana, masing-masing terdiri atas bentuk dan substansi. Dalam bentuk terkandung motif-motif (event) dan eksistensi, yang masing-masing berisi aksi dan kejadian (happening) serta tokoh dan latar. Jadi jika puisi dibuat dengan bentuk bertautan dari satu stanza dengan stanza lain yang mana itu saling berkaitan antara tokoh ini dan itu, maka narasi musti di bangun menjadi bangunan yang utuh yaitu jalan cerita yang ber-alur yang mana menampakan adanya sebab akibat.
Yang terjadi pada pusi Sister Helen ini konstruksi plot dalam narasinya tidak secara langsung diungkapkan kepada pembaca bahwa di stanza pertama adalah starting point tapi gaya yang digunakan agalah gaya yang unik, bisa saja alur ceritanya dikatakan alur mundur atau dari tengah ke depan lalu kebelakang atau dari semua arah. Inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk mengangkat tema penarasian alur cerita dalam puisi Sister Helen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah dalam pembahasan makalah kali ini adalah bagaimana struktur narasi yang dibagun dari deretan stanza pada puisi Sister Helen karya Dante Gabriel Rossetti?
C. Pembahasan
Seperti yang dikatakan Gerard Genette (dalam Nyoman Kutha Ratna, 2007:252), menbedakan cirri-ciri naratif menjadi tiga sisi, yaitu: histoir, recit dan narration, yang sejajar dengan story, narrative, dan narrating. Menurutnya histoir adalah perangkat pristiwa, sebagai isi naratif, recit adalah wacana atau teks naratif itu sendiri, sedangkan narration adalah tindak naratif yang menghasilkan teks.
Adalah recit yang akan mendominasi analisis ini, bagaimana cerita yang sebenarnya atau kejadian pertama yang akan dikonstruksikan menjadi story. Dalam puisi Sister Helen terdiri dari 42 stanza dengan banyak repetition atau pengualangan kata yang sama pada tiap stanzanya akan tetapi ada kata-kunci dari slipan pengulangan kata-kata itu terdapat cerita yang dinarasikan. Pengulangan kata-kata di setiap stanzanya yaitu; kata “sister Helen”, “little Brother” dan kata “between hell and heaven”. Maka penulis akan mengungkap alur cerita yang tersirat dalam puisi ini kedalam tiga unsure yanitu Eksposisi, Playmax/konflik, dan resolusi, yang tidak secara langsung oleh Dante Gabriel di susun teratur di awal stanza hingga akhir stanza.
1. Eksposisi/starting point
Cerita ini dimulai menurut recit naration adalah bermula dari seorang kesatria dari Eastholm yang ditangkap bersama saudaranya dia dihadapkan dengan sebuah ancaman atas keselamatan saudaranya dan sebuah pilihan yang menjadikan ia mesti meninggalakan kekasihnya adalah desakan dari Dark Lady yang tidak menghendaki Kesatria itu berhubungan dengan Sister Helen.
190 "Oh he prays you, as his heart would rive,
191 Sister Helen,
192 To save his dear son's soul alive."
193 "Fire cannot slay it, it shall thrive,
194 Little brother!"
195 (O Mother, Mary Mother,
196 Alas, alas, between Hell and Heaven!)
..................
260 "They have rais'd the old man from his knee,
261 Sister Helen,
262 And they ride in silence hastily."
263 "More fast the naked soul doth flee,
264 Little brother!"
265 (O Mother, Mary Mother,
266 The naked soul, between Hell and Heaven!)

Kesatria itu telah mengecewakan Sister Helen; Sister Helen dia menganggap kesatria itu telah pergi bersama dengan perempuan lain untuk menikahinya. Kejadiannya adalah tiga hari kebelakang; tiga hari tiga malam lelaki itu meninggakan Helen dan menikahi perempuan lain.
92 "Three days ago, on his marriage-morn,
93 Sister Helen,
94 He sicken'd, and lies since then forlorn."
95 "For bridegroom's side is the bride a thorn,
96 Little brother?"
97 (O Mother, Mary Mother,
98 Cold bridal cheer, between Hell and Heaven!)
Lalu kesatria itu jatuh sakit dan menderita karena kutukan dan sumpah serapah yang dikeluarkan oleh Sister Helen. Selama tiga hari tiga malam kesatria itu tidak bersama istrinya atau orang lain kecuali dia telah berbohong dengan menikahi orang lain karena Dia sangat menderita dan menjadikannya terkena penyakit yang sangat parah dan mematikan,
99 "Three days and nights he has lain abed,
100 Sister Helen,
101 And he prays in torment to be dead."
102 "The thing may chance, if he have pray'd,
103 Little brother!"
104 (O Mother, Mary Mother,
105 If he have pray'd, between Hell and Heaven!)

2. Konflik
Kesatria berfikir bahwa dia akan segera mati dan oleh karena itu walaupun ia tengah sakit dan mendekati ajalnya dia berusaha pergi mendatangi Sister Helen, untuk meminta maaf dan menjelaskan semua yang terjadi sebenarnya. Saat dia pergi untuk menemui Sister Helen Kesatria Eastholm itu di kejar oleh dua penunggang kuda dari tangan kanan Dark Lady mereka tidak menginginkan Kesatria itu dapat bertemu dengan Helen.
78 "He has made a sign and called Halloo!
79 Sister Helen,
80 And he says that he would speak with you."
81 "Oh tell him I fear the frozen dew,
82 Little brother."
83 (O Mother, Mary Mother,
84 Why laughs she thus, between Hell and Heaven?)
Litle Brother menceritakan kejadian yang tidak pernah diketahui oleh Helen bahwa Kesatria itu tidak pernah menghianati cintanya. Dia pergi bersama orang lain untuk menikahinya adalah akal-akalan dark Lady yang tidak menginginkan Helen dapat bersatu dengan Kesatria itu.
204 "A lady's here, by a dark steed brought,
205 Sister Helen,
206 So darkly clad, I saw her not."
207 "See her now or never see aught,
208 Little brother!"
209 (O Mother, Mary Mother,
210 What more to see, between Hell and Heaven?)

211 "Her hood falls back, and the moon shines fair,
212 Sister Helen,
213 On the Lady of Ewern's golden hair."
214 "Blest hour of my power and her despair,
215 Little brother!"
216 (O Mother, Mary Mother,
217 Hour blest and bann'd, between Hell and Heaven!)
3. Resolusi
Kesatria itu terus memohon dan meminta supaya Helen memaafkannya dan mau bertemu dengan Helen. Akhirnya Kesatria itu mati dan tersungkur di jalanan di samping towe dimana Helen dan Litle Brother berada. Menyadari hal itu Helen menyesali dirinya dan pergi menemui Kesatria itu dan sadar bahwa kekasihnya telah mati akhirnya dia pun mengakhiri hidupnya dengan melenyapkan segala harap dan asa yang ada.
176 "He looks at me and he tries to speak,
177 Sister Helen,
178 But oh! his voice is sad and weak!"
179 "What here should the mighty Baron seek,
180 Little brother?"
181 (O Mother, Mary Mother,
182 Is this the end, between Hell and Heaven?]
...........
197 "He cries to you, kneeling in the road,
198 Sister Helen,
199 To go with him for the love of God!"
200 "The way is long to his son's abode,
201 Little brother."
202 (O Mother, Mary Mother,
203 The way is long, between Hell and Heaven!)
..........
288 "Ah! what white thing at the door has cross'd,
289 Sister Helen?
290 Ah! what is this that sighs in the frost?"
291 "A soul that's lost as mine is lost,
292 Little brother!"
293 (O Mother, Mary Mother,
294 Lost, lost, all lost, between Hell and Heaven!)
Cerita diatas diceritakan oleh Litle Brother kepada pembaca bahwa puisi itu menceritakan tentang dua kekasih yang dipisahkan yaitu tentang kakanya yang bernama Helen dengan Kesatria dari Eastholm. Jadi Kesatria, Sister Helen, dua horseman dan dark lady adalah history. Sedangkan yang menceritakan semua kejadian itu adalah Litle Brother sebagai narrator.
E. Kesimpulan
Banyak puisi yang berisifat cerita, baik itu cerita panjang yang disingkat kedalam alusi atau imagery yang menjadikan cerita yang komplek dapat di wujudkan kedalam teks hanya dengan beberapa stanza saja. Puisi pada jaman dahulu dipercaya sebagai mantra atau pujian-pujian pada suatu hal yang kramat. Tapi sesuai dengan perubahan waktu pusi digunakan oleh orang-orang untuk mengenang perjalanan hidup seseorang atau riwayat, kisah perjalanan, dan kisah-kisah kehidupan lainya. Hal yang biasa kita temukan dalam puisi yang berisikan tentang sebuah cerita perjalanan kehidupan seseorang atau sebuah kejadian atau tragedy itu bisanya dapat dimengerti dengan cepat karena susunan kronologis dalam puisi itu dibuat logis dan teratur.
Akan tetapi adakalanya hal itu tidak menjadi hal yang musti patokan dalam menciptakan puisi karena pada hakikatnya puisi adalah hasil imaginasi dan karenanya itu imaginasi bersifat bebas dan tidak mengenal aturan atau baying-bayang aturan yang baku. Dia akan mengekspresikan apa saja yang dia kehendaki. Seperti pada Puisi sister Helen sekilas puisi ini adalah sebuah cerita dua orang perempuan yang bercengkrama disebuah tempat dekat jendela dan menyaksikan banyak hal. Akan tetapi ternyata obrolan mereka mengalusikan semua kejadian tiga hari kebelakang saat mereka bercengkrama di dekat jendela itu.
Dan recit yang terdapat dalam narasi ini mengungkapkan apa saja yang telah terjadi selama tiga hari hingga kejadian dimasa lampau itu berkaitan dengan apa yang sedang mereka lihat pada waktu itu. Jika kita lihat urutan stanza yang menunjukan runtutan cerita diatas adalah sangat tidak beraturan starting point berada di stanza 28 dan disambung agi ke stanza 38 dan selanjutnya urutan stanza tidak menjadi ukuran bahwa letaknya musti ditaruh diawal puisi atau tidak yang mesti pembaca tahu adalah keindahan imaginasi dalam menceritakan sebuah tragedy adalah harus indah dan menarik dengan menyamarkan kronologis dengan alusi-alusi atau penyimbolan kepada symbol lain
.
D. Daftar Pustaka
Kutha Ratna, Nyoman. 2007, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar