SELAMAT DATANG

selamat datang di blog kami semoga anda dapat mendapatkan infomasi yang anda butuhkan, kami senang dapat membantu anda

Kamis, 24 Desember 2009

Konsep Persahabatan Dalam Karakter The Monkey and The Tortoise Karya Ibn Al Muqafa

A. PENDAHULUAN
Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang sepontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Zainuddin Fananie.2002:6) pendapat lain tentang sastra dikemukakan pula oleh Nyoman Kutha Ratna. (2007:15)Karya sastra sebagai objek penelitian, metode dan teori sastra cara untuk meneliti, berkembang bersama-sama dalam kondisi yang saling melengkapi.
Karya sastra fiksi adalah salah satu bentuk karya sastra seperti cerita pendek, novel, adalah sebuah karya yang menarasikan sesuatu yang komplek dari ekspresi kemasyarakatan dengan lingkungan sekitarnya dalam kata lain sastra fiksi adalah respon dari stimulant budaya yang ada.
Cara pandang terhadap sastra yang terakhir ini ternyata juga bahkan melahirkan pemikiran yang sama sekali berbeda. Model kritik yang semula berkeinginan untuk menghindari ‘intentional fallacy’ dan ‘affective fallacy’ agar memperoleh pemahaman yang objektif terhadap karya sastra telah melahirkan dasar pijakan yang menempatkan pembaca sebagai pemegang kunci utama yang menentukan makna dan nilai suatu karya sastra (Wimsatt and Beardsley. 1983:23).
Sastra bagaikan udara yang dihirup oleh manusia di seluruh tempat di dunia tak terkecuali di dunia Arab klasik sampai moderen, Bagi bangsa Arab, sastra merupakan karya monumental. Tradisi ini telah lahir dan berkembang sejak zaman Jahiliyah. Bangsa Arab pada umumnya senang dengan syair, prosa, atau puisi. Penulisannya telah menjadi Seni Arab yang paling konservatif sepanjang masa. Hal ini mereka anggap sebagai suatu kebiasaan yang bersifat tradisional, karena dipengaruhi oleh lingkungan hidup serta bahasa mereka yang puitis dan lisan mereka yang fashih. Setiap puisi, bagi mereka, selalu menggemakan semangat gurun pasir.
(http://suara-muhammadiyah.com/?cat=20&paged=3)
Dalam makalah yang akan disajikan kali ini penulis akan mencoba meneliti sebuah symbol atau pun sign dari sebuah teks karya Arab Klasik abad VII yaitu pada karya Ibn Al Muqafa dalam The Monkey and The Tortoise dari karya tersebut penulis akan mengangkat tema konsep persahabatan. Dari hasil penulusuran teks karya-karya diatas penulis mencoba membuka sebuah gejala tema-tema yang muncul dari perkembangan sastra pada abad VII.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengkaji tema Persahabatan dalam kedua karya Ibn al Muqafa maka penentuan masalah adalah penting adanya, karena untuk menentukan arah penelitian dan pengkajian. Masalah yang akan dibahas mengenai tema persahabatan dalam kedua karya tersebut adalah:
1. Bagaimana Karakter The Monkey and The Tortoise dalam Karya Ibn Al Muqaffa?
2. Bagaimana konsep persahabatan menrut cerita the Monkey and The Tortoise karya Ibn Al Muqaffa?

C. TUJUAN
Tujuan dari analisis karya Ibn Al Muqaffa adalah untuk sebagai latihan analisis karya sastra Islam pada abad klasik dan menjadikannya sebagai temuan konsep-konsep yang dikemukakan pada masa itu. Dan tujuan lain dari analisis ini adalah untuk melengkapi sebagian tugas dari mata kuliah History of Islamic Word I yang disajikan pada perkuliahan jurusan Bahasa dan sastra Inggris pada semester V.

D. PEMBAHASAN
a. Sekilas tentang Ibn Al Muqaffa
Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Tak heran, bila di zaman itu muncul sastrawan Islam yang terkemuka dan berpengaruh. Di era kekuasaan Dinasti Umayyah (661 M - 750 M), gaya hidup orang Arab yang berpindah-pindah mulai berubah menjadi budaya hidup menetap dan bergaya kota.
Penulisan prosa pada waktu itu sungguh seperti peristiwa salin dan tempel artinya banyak para pujangga yang mempunyai banyak nama dan dari karyanya ditejemahkan kedalam bahsa lain hingga transformasi penamaan penyair menjadi buram dan samar. Akan tetapi dalam hal ini Abdullah Ibn Al-Muqhafa atau yang dicurigai seorang Zoroastrianism mampu menampilkan kisah-kisah heroik seperti dalam kitab Kalilah dan Dimnah. Mungkin dapat diprediksikan pada masa cerita ini dibuat adalah masa heroisme melanda dimana-mana terbukti dengan karya The Monkey and the Tortoise Muqaffa menggambarkan kebersamaan, kesetiaan dan kejujuran dimana pada masa Dinasti Umayah yang muncul adalah tokoh seorang halifah dan itu dapat mempengaruhi kultur yang berkembang seperti kepahlawanan dan loyalitas tinggi terhadap daulah.
Dalam cerita ini diceritakan seekor kura-kura yang bersahabat dengan seekor monyet; gambaran dua dimensi yang sulit dan berbeda tetapi dapat berjalan seiring dan sejalan jika ada rasa saling kagum dan percaya. Lalu ketika conflik dalam cerita ini hadir saat si tokoh Monkey disini meminta hatinya the Monkey; tokoh monkey yang lincah dan pandai berkelit dapat menerima kenyataan dan dia tidak pernah lari dari masalah bahkan dia sempat mengajarkan kebaikan dan kejujuran kepada tokoh Tortois tersebut.

b. Sinopsis The Monkey and The Tortois
Karya Ibn Almuqafa ini menceritakan tentang sebuah persahabatan antara dua binatang dari dimensi yang berbeda yaitu antara Monyet dan Kura-kura. Kura-kura bertemu dengan seekor monyet disbuah sungai setelah sikura-kura menemukan jasad babi yang tergeletak mati lalu diantara keduanya berbincang-bincang dan merasa saling ada ketertarikan atau saling menyukai diantara kedunanya. Setelah itu diantara kedua tokoh binatang tersebut menjalin sebuah ikatan yang sangat rekat atau dibut persahabatan, mereka bersahabat dan beriringan begitu lama, satu sama lain saling mengisi diantara keduannya. Hingga pada suatu hari istri dari salah satu mereka yaitu kura-kura istrinya adalah tokoh yang tidak sabaran, dan pada suatu waktu ia jatuh sakit dan segala obat tidak mampuh menyembuhkan penyakitnya itu, salah satu tabib mengatakan untuk mengobati penyakit dari istri si kura-kura tersebut dapat disembuhkan hanya dengan memakan hati kera atau monyet.
Kura-kura berpikir keras memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat mendapatkan hati monyet walau pada kenyataannya ini adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Suatu hari si kura-kura pergi kepada simonyet dan mengajaknya untuk berenang di sebuah danau (padahal ini adalah akal bulus dari kura-kura untuk membunuh si Monyet) akan tetapi si kura-kura tidak sanggup atau tidak tega melakukan itu (membunuh monyet dengan menenggelamkannya di danau itu). Si monyet bertanya-tanya mengapa si kura-kura begitu resah dan gelisah?
Lalu si kura-kura menjawab bahwa ia sedang membutuhkan obat untuk istrinya yaitu hati monyet. Maka si monyet memanjat sebuah pohon dan berjanji akan memberikan hati monyet kepada si kura-kura. Akan tetapi bukan hati yang ia dapatkan tetapi sebuah antologi dari cerita Jackal dan Ass. Disana ia menceritakan bagaimana makna persahabatan itu, tutur simonyet kepada kura-kura persahabatan adalah yaitu saling jujur, terbuka dan saling melengkapi disaat susah dan senang adalah sebuah.

2. Konsep persahabatan menrut cerita the Monkey and The Tortoise karya Ibn Al Muqaffa?
Salah satu anugerah bagi umat manusia adalah persahabatan. Dimana persahabatan bisa dialami dan dimiliki setiap orang tanpa dibatasi oleh umur mereka. Anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua masing-masing bisa merasakan indahnya persahabatan dalam hidup mereka. Berbicara tentang tema persahabatan bukanlah hal yang baru dalam sejarah umat manusia. Dalam cerita The Monkey and The Tortoise tentang persahabatan dua ekor binatang antara monyet dan Kura-kura dan bagaimana mereka diuji dalam mempertahankan persahabatannya. Selain itu tak bisa dipungkiri bahwa tema persahabatan telah secara intensif digumuli juga oleh para pemikir ataupun para penulis. Homer berbicara tentang tema persahabatan dalam Odyssey. Plato dan Xenophon memberitahukan kepada kita bahwa Sokrates sering berdiskusi dengan para muridnya tentang persahabatan. Cicero, Horace, Ovid dan banyak penulis terkenal masa Yunani-Roma bahkan menulis buku-buku tentang persahabatan atau setidaknya menjadikan itu tema dalam bagian pekerjaan mereka.
Dari kedua karya (Ibn Al Muqaffa dan Ibn Ishaq) terdapat sebuah pesan atau amanah yang disampaikan oleh author yang mana dituangkan kedalam sebuah karya sastra, seperti yang dikatan oleh Harimurti, (1991:70) amanat adalah keseluruhan makna atau isi wacana konsep dan perasaan yang hendak disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima.
Dalam karyanya The Monkey and The Tortoise AL Muqaffa memnawarkan konsep persahabatan menjadi beberapa macam :
• Kepercayaan, diantologikan kepada hati yang ditinggalkan dirumah, atau ditempat yang rahasia. “when anyone goes to visit to a friend, to leave his heart at home, or in the custody of his family” itu artinya persahabatan adalah rasa percaya dan saling percaya dimana segala sesuatunya akan di titpkan kepada orang yang terdekat dan telah lama mengenalnya (keluarga atau sahabat).
• Kejujuran, Al Muqaffa menggambarkan sosok Jackal yang diceritakan The monkey dia berusaha mengkelabui temannya yaitu si keledai dengan membawanya ke sebuah hutan dan akan di berikan kepada Singa, “The jackal led him to where the lion was, but entered alone into the forest to inform the lion of the spot where the ass was waiting”
• Saling mengisi dan melengkapi, Al Muqaffa menjelaskan dalam cerita ini bahwa persahabatan adalah saling membantu, mensuport dikala ia terjatuh dan saling merasakan diantara keduannya. “said the tortoise, ‘and an honest man will confess his crime; and if he has commited a fault he does not refuse instruction, that he may profit by the lesson which has been taught him if on any future occasion he should be entangled in difficulties, like the man who, when he has made a false step and fallen, sipport himself on the ground against which he has stmbled, to raise himself again upon his feet.”
Jadi menurut Ibn Al Muqaffa persahabatan itu adalah terdiri dari tiga pokok yaitu: pertama, kepercayaan. Kedua, kejujuran. Ketiga adalah Saling mengisi dan melengkapi.

E. KESIMPULAN
Setelah diuraikan dari kedua karya Ibn Al Muqaffa dan Ibn Ishaq dapat ditarik kesimpulan bahwa persahabatan di muka bumi ini sangatlah penting. Karena jika tidak hadirnya konsep persahabatan, manusia tidak dapat berinteraksi dengan baik di antara sesamanya. Al Muqaffa menawarkan konsep persahabatan dengan kepercayaan, kejujuran dan saling melengkapi. Konsep ini adalah akar moral dan sosial yang harus di tumbuhkan dan dijaga agar manusia dimuka bumi ini dapat hidup dalam kedamaian.

DAFTRA PUSTAKA

• Harimurti. 1991. Wacana Paradigma. Angkasa. Bandung
• http://suara-muhammadiyah.com/?cat=20&paged=3
• Kritzeck, James. Anthology Of Islamic Literature. Penguin Book
• Manis, Husain. 1999. Al Shirah An-Nabawiah, Upaya Repormasi Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW, Adigna Media Utama. Jakarta.
• Zainuddin, Fananie. 2002. Telaah Sastra. Surakarta. Universitas Muhammadiah. Surakarta.
• A. Teeuw. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. PT Gramedia. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar